Hallo para pecinta blog Wrong Dimension, sekarang kita rehat sejenak dulu dari urusan konspirasi. Kali ini saya akan posting sebuah novel yang misterius, yang sampai saat ini belum ada satupun orang yang dapat menjelaskannya. Apakah kalian tahu tentang kapal RMS Titanic yang tenggelam pada tahun 1912 silam, saya rasa kalian semua pasti sudah tahu dari film Titanic yang diperankan oleh Leonardo Dicaprio. Tapi apakah kalian tahu bahwa RMS Titanic ini juga telah dibikin novel walaupun bukan tentang kapal RMS Titanic tapi tentang kapal bernama Titan yang tenggelam menabrak batu karang es di samudra Atlantic. Mungkin kalian akan bertanya pada saya "kan cerita Titanic ini sudah terkenal di seluruh dunia jadi wajar dibikin novel, lalu apa hubungannya dengan misteri bro?" Oke tenang bro, saya akan jelaskan pada anda tahun depan eh bukan, sekarang juga maksud saya.
Nama novelnya Futility, or the wreck of the Titan dan novel ini adalah hasil karya dari Morgan Robertson. Novel ini bercerita tentang sebuah kapal besar yang tenggelam di samudra Atlantic dalam perjalanannya dari Southampton, Britania Raya menuju New York City, Amerika Serikat. Kapal besar yang bernama Titan tersebut memiliki banyak kesamaan dengan kapal RMS Titanic. Tidak ada yang aneh ya kelihatannya, tetapi yang aneh adalah novel ini dibuat 14 tahun sebelum tenggelamnya kapal RMS titanic tepatnya tahun 1898. Wow sangat luar biasa sekali, tahun 1898 si Morgan Robertson bikin novel menghayal tentang sebuah kapal besar yang tenggelam di laut atlantic 14 tahun kemudian baru terjadi kejadian yang sesungguhnya. Apakah ini hanya suatu kebetulan saja?
Coba kita lihat beberapa kesemaan dari kapal Titan yang ada di novel dengan kapal RMS Titanic:
Apabila kesamaan nama ini terkesan hanya seperti sebuah kebetulan biasa, bagaimana dengan kesamaan-kesamaan lainnya? Dengan panjang 882 kaki, Titanic merupakan kapal mewah terpanjang dengan berat 53000 ton dan dianggap tidak bisa ditenggelamkan. The Titan adalah kapal terbesar dan karya terhebat manusia, memiliki panjang 800 kaki dan berat 75000 ton, serta dianggap tidak dapat dihancurkan. Dalam jumlah baling-baling dan tiang kapal, Titanic memiliki 3 baling-baling dan 2 tiang. The Titan pun memiliki 3 baling-baling dan 2 tiang. Mengenai jumlah perahu penyelamat, Titanic hanya memiliki 20 perahu, sedangkan The Titan memiliki 24 perahu, keduanya untuk penumpang 3000 orang. Titanic diberangkatkan dari Southampton, Inggris, pada bulan April 1912, sedangkan The Titan berlayar pada bulan April, juga dari Southampton. Rupanya tak hanya pelayarannya, penyebab tenggelamnya pun sama, yaitu karena menabrak gunung es. Bila Titanic tenggelam pada tanggal 14 April 1914, maka The Titan tenggelam juga pada bulan April (meski tak disebutkan tahunnya). Saat kejadian tragis itu, Titanic bergerak pada kecepatan 23 knot, sedangkan The Titan berlayar pada kecepatan 25 knot. Keduanya pun menabrak di tempat yang sama, yaitu di Atlantik Utara, 400 mil dari Newfoundland.
Apakah seluruh kesamaan diatas hanya kebetulan semata? Sampai saat belum ada yang dapat menjelaskan bagaimana Morgan Robertson dapat membuat novel yang kejadiannya baru terjadi 14 tahun kemudiaan, dan masih menjadi misteri hingga saat ini.
Meski begitu, ada beberapa perbedaan kecil antara kedua kapal raksasa ini. Titanic menabrak pada malam hari dimana langit sedang jernih, sedangkan The Titan menabrak pada siang hari saat sedang berkabut. 705 penumpang Titanic berhasil selamat, sedangkan dari The Titan hanya ada 13 orang termasuk sang tokoh utama. Perbedaan lainnya adalah mengenai pengalaman kedua kapal. Titanic tenggelam pada pelayaran perdananya, sedangkan The Titan sudah berlayar beberapa kali sebelumnya. Selain itu, Titanic tenggelam saat sedang berlayar dari Inggris ke Amerika, sedangkan jalur The Titan justru adalah sebaliknya. Sebelum tenggelam, The Titan menabrak sebuah kapal kecil lain hingga tenggelam, sedangkan Titanic, walaupun berdekatan dengan kapal The New York, tapi tidak menabrak apalagi menenggelamkannya. The Titan juga memiliki layar yang berguna untuk menaikkan kecepatan, sedangkan Titanic tidak memiliki layar semacam itu. Perbedaan terakhir adalah Titanic adalah 'anak tengah' dari tiga 'bersaudara', sedangkan The Titan tidak memiliki 'saudara'. Mungkinkah sang penulis sudah memprediksi kecelakaan itu sebelumnya?
Ya mungkin bagi sebagian orang hal ini sulit untuk diterima dengan akal sehat, tapi yang menarik adalah sang penulis Morgan Robertson juga menulis sebuah cerpen mengenai perang antara amerika dan jepang pada tahun 1914. Dimana jepang tidak mendeklarasikan perang namun langsung mengebom amerika, persis seperti saat pearl harbour diledakan oleh jepang. Sungguh sangat menarik mengetahui seorang novelis dapat menulis dua buah buku yang menceritakan kejadian yang terjadi bertahun-tahun kemudian dengan sangat mirip.
sumber:(wikipedia)
Nama novelnya Futility, or the wreck of the Titan dan novel ini adalah hasil karya dari Morgan Robertson. Novel ini bercerita tentang sebuah kapal besar yang tenggelam di samudra Atlantic dalam perjalanannya dari Southampton, Britania Raya menuju New York City, Amerika Serikat. Kapal besar yang bernama Titan tersebut memiliki banyak kesamaan dengan kapal RMS Titanic. Tidak ada yang aneh ya kelihatannya, tetapi yang aneh adalah novel ini dibuat 14 tahun sebelum tenggelamnya kapal RMS titanic tepatnya tahun 1898. Wow sangat luar biasa sekali, tahun 1898 si Morgan Robertson bikin novel menghayal tentang sebuah kapal besar yang tenggelam di laut atlantic 14 tahun kemudian baru terjadi kejadian yang sesungguhnya. Apakah ini hanya suatu kebetulan saja?
Coba kita lihat beberapa kesemaan dari kapal Titan yang ada di novel dengan kapal RMS Titanic:
Apabila kesamaan nama ini terkesan hanya seperti sebuah kebetulan biasa, bagaimana dengan kesamaan-kesamaan lainnya? Dengan panjang 882 kaki, Titanic merupakan kapal mewah terpanjang dengan berat 53000 ton dan dianggap tidak bisa ditenggelamkan. The Titan adalah kapal terbesar dan karya terhebat manusia, memiliki panjang 800 kaki dan berat 75000 ton, serta dianggap tidak dapat dihancurkan. Dalam jumlah baling-baling dan tiang kapal, Titanic memiliki 3 baling-baling dan 2 tiang. The Titan pun memiliki 3 baling-baling dan 2 tiang. Mengenai jumlah perahu penyelamat, Titanic hanya memiliki 20 perahu, sedangkan The Titan memiliki 24 perahu, keduanya untuk penumpang 3000 orang. Titanic diberangkatkan dari Southampton, Inggris, pada bulan April 1912, sedangkan The Titan berlayar pada bulan April, juga dari Southampton. Rupanya tak hanya pelayarannya, penyebab tenggelamnya pun sama, yaitu karena menabrak gunung es. Bila Titanic tenggelam pada tanggal 14 April 1914, maka The Titan tenggelam juga pada bulan April (meski tak disebutkan tahunnya). Saat kejadian tragis itu, Titanic bergerak pada kecepatan 23 knot, sedangkan The Titan berlayar pada kecepatan 25 knot. Keduanya pun menabrak di tempat yang sama, yaitu di Atlantik Utara, 400 mil dari Newfoundland.
Apakah seluruh kesamaan diatas hanya kebetulan semata? Sampai saat belum ada yang dapat menjelaskan bagaimana Morgan Robertson dapat membuat novel yang kejadiannya baru terjadi 14 tahun kemudiaan, dan masih menjadi misteri hingga saat ini.
Meski begitu, ada beberapa perbedaan kecil antara kedua kapal raksasa ini. Titanic menabrak pada malam hari dimana langit sedang jernih, sedangkan The Titan menabrak pada siang hari saat sedang berkabut. 705 penumpang Titanic berhasil selamat, sedangkan dari The Titan hanya ada 13 orang termasuk sang tokoh utama. Perbedaan lainnya adalah mengenai pengalaman kedua kapal. Titanic tenggelam pada pelayaran perdananya, sedangkan The Titan sudah berlayar beberapa kali sebelumnya. Selain itu, Titanic tenggelam saat sedang berlayar dari Inggris ke Amerika, sedangkan jalur The Titan justru adalah sebaliknya. Sebelum tenggelam, The Titan menabrak sebuah kapal kecil lain hingga tenggelam, sedangkan Titanic, walaupun berdekatan dengan kapal The New York, tapi tidak menabrak apalagi menenggelamkannya. The Titan juga memiliki layar yang berguna untuk menaikkan kecepatan, sedangkan Titanic tidak memiliki layar semacam itu. Perbedaan terakhir adalah Titanic adalah 'anak tengah' dari tiga 'bersaudara', sedangkan The Titan tidak memiliki 'saudara'. Mungkinkah sang penulis sudah memprediksi kecelakaan itu sebelumnya?
Ya mungkin bagi sebagian orang hal ini sulit untuk diterima dengan akal sehat, tapi yang menarik adalah sang penulis Morgan Robertson juga menulis sebuah cerpen mengenai perang antara amerika dan jepang pada tahun 1914. Dimana jepang tidak mendeklarasikan perang namun langsung mengebom amerika, persis seperti saat pearl harbour diledakan oleh jepang. Sungguh sangat menarik mengetahui seorang novelis dapat menulis dua buah buku yang menceritakan kejadian yang terjadi bertahun-tahun kemudian dengan sangat mirip.
sumber:(wikipedia)
7 komentar:
nice posting bro^^,emang fenomena aneh asyk buat dipelajari,jd nambah wawasan bro^^,boleh request dunk mistery club27 .thanks bro^^
Bro Blog kamu sudah saya taruh di blog saya.
asik nih, tapi gmn ya bisa jd begitu apa si penulis itu memang bisa meramalkan kejadian di masa depan? Nice info gan, ditunggu nih kelanjutan postinganxa tentang cerpen si penulis tentang perang jepang dan amerika
by yadiii
Yadi@ thanks, nanti akan saya update
cool gan, wrong dimension memang top margotop..
banyak info2 yg bnyk org blum tau, posting yg laen doong gan.. gw gk bosen2 ny baca postingan dari Wrong Dimension nih..
salam damai by Fadil
Memang aneh. Apa cuma kebetulan aja, ada cerita novel jadi kenyataan? Mau tanya nih, novel futility, udah ada blm di Indonesia? Klo ada ntar saya cari
Hi,if you have your own web store,I recommend you to check a mobile app AmazingCart which increase your profit and expand the client base.
You don't have to be a programmer to use it!
More info you can find at https://amazingcart.us/
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijak, komentar tentang agama tidak apa-apa asalkan tidak menyinggung, menghujat, mengejek agama lain.